Background

#10 -- "SALAH BESAR mengikuti pendapat PRIBADI ulama?"


Sebuah argumentasi dari antivaks (sebut saja HZ) yang mengatakan bahwa:

"Buat kami yang haram tidak pernah menjadi halal. Salah besar ketika kita m'ikuti pendapat pribadi ulama dalam menentukan hukum vaksin" -- Twitter @hennyzainal, May 27 2012


Saya tidak akan berkomentar banyak.. mohon para antivaks membaca daftar ulama yg membolehkan vaksin dan menerima "istihalah" :

1. Sh. Abdul Aziz ibn Baz (ketika mengeluarkan fatwa, menjabat sbg ketua Al Lajnah Ad Daimah il Ifta)
2. Sh. Abdul Muhsin al 'Abad Al Badr (pengajar tetap Masjid Nabawi, putra beliau, Sh. Abdur Razzaq ibn Abdul Muhsin al 'Abad Al Badr adalah pengajar di Univ. Islam Madinah)
3. Sh. Muhammad Shalih Al-Munajjid hafidzah
ullah Imam masjid dan khatib di Masjid Umar bin Abdul Aziz di kota al Khabar KSA dan dosen ilmu-ilmu keagamaan, pengasuh situs www.islam-qa.com.
4. Majlis Ulama Eropa untuk Fatwa dan Penelitian
5. Sh. Muhammad Sayed Tantawi (Universitas Islam Al-Azhar, Cairo)
6. Sh. Mohammad Al Mokhtar Al Sallami (Tunisia)
7. Sh. Mohammad Ibn Hammad Al Khalily (Oman)
8. Sh. Mohammad Al Habiib Ibn Al Khojah (Islamic Fiqh Academy, Jeddah)
9. Dr. Yusuf Al Qaradawy (Qatar)
10. Sh. Mohammad Rashid Qabani (Libanon)
11.Sh. Muhammad Taqi Al Osmani (Pakistan)
12. Sh, Dr. Hamid Gami'I (Universitas Islam Al-Azhar)
13. Sh. Dr. Khalid Al Mazkour (Kuwait)
14. Sh. Khalil Al Miis (Mufti Al Biqa'i, Libanon)
15. Sh. Dr. Ajil Jassim Al Nashmi (Kuwait)
16. Dr. Mohammad Abdul Ghaffar Al Sharif (Kuwait)
17. Dr. Wahba Al Zuhayli (Syria)
18. Sh. Mashaal Mubarak Al Sabah (Kuwait).
19. Sh. Abdul Aziz alu sheikh (Mufti Arab Saudi)

** 5 – 18 Berfatwa dalam konferensi pemuka agama Islam negara2 Jazirah dsk dg WHO.

dan berikut pendapat-pendapat ulama mengenai vaksin:

Fatwa Syaikh bin Baz-->http://www.alifta.net/Search/ResultDetails.aspx?lang=en&view=result&fatwaNum&FatwaNumID&ID=10656&searchScope=7&SearchScopeLevels1&SearchScopeLevels2&highLight=1&SearchType=exact&SearchMoesar=false&bookID&LeftVal=0&RightVal=0&simple&SearchCriteria=allwords&PagePath&siteSection=1&searchkeyword=118097099099105110097116105111110#firstKeyWordFound
lihat juga cuplikan komen dari link di bawahnya:
"Syaikh Abdul Aziz alu syaikh, mufti Saudi saat ini ditanyai oleh Ust Abu Ubaidah Yusuf Sidawi tentang vaksin yang menggunakan katalis unsur dari babi namun pada produk akhirnya tidak ada lagi unsur babi tersebut. jawaban beliau singkat padat, “La ba’tsa” alias tidak mengapa.
dialog ini terjadi setelah shalat Jumat di Masjid Syaikh Ibnu Baz di Aziziyah setelah selesai prosesi manasik haji pada tahun 2008. "
sumber: http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/pro-kontra-hukum-imunisasi-dan-vaksinasi.html/comment-page-1#comments

Mau tau siapa Syaikh Abdul Aziz Ibn Baz, Syaikh Abdul Aziz alu syaikh (grand mufti Saudi pengganti Syaikh Abdul Aziz ibn Baz) dan Syaikh Abdul Muhsin Al Badr ?  
http://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdullah_bin_Baz

http://en.wikipedia.org/wiki/Abdul-Azeez_ibn_Abdullaah_Aal_ash-Shaikh

http://www.islamlife.com/religion2/component/content/article/70-contemporary-scholars/625-biography-of-shaykh-abd-al-muhsin-al-abbad

Trus ada yg ga gaul bawa2 Syaikh Yusuf Qordhowi katanya gak setuju vaksin krn yg harom gak bisa dimodifikasi? Ternyata Syaikh Qordhowi malah menyarankan pentingnya vaksin Polio, fatwa lengkapnya cekidot di sini :
http://www.islamopediaonline.org/fatwa/what-islamic-point-view-regarding-vaccinating-children-against-specific-diseases

Syaikh Qordhowi tidak menerima istihalah (modifikasi yg harom)? Tidak benar sama sekali, cek link ini, beliau ikut konferensi WHO yg point ke 8 dikonferensi ini menyatakan menerima istihalah.
http://www.immunize.org/concerns/porcine.pdf



Ibnu ‘Asaakir rahimahullah berkata :

واعلم يا أخي وفقنا الله وإياك لمرضاته وجعلنا ممن يخشاه ويتقيه حق تقاته أن لحوم العلماء رحمة الله عليهم مسمومة وعادة الله في هتك أستار منتقصيهم معلومة لأن الوقيعة فيهم بما هم منه براء أمره عظيم والتناول
لأعراضهم بالزور والإفتراء مرتع وخيم والاختلاق على من اختاره الله منهم لنعش العلم خلق ذميم

“Ketahuilah wahai saudaraku –semoga Allah memberikan taufiqNya kepada
 kami dan juga kepada engkau menuju keridhoanNya serta mmenjadikan kita termasuk dari kalangan orang-orang yang takut dan bertakwa kepadaNya dengan ketakwaan yang sesungguhnya- bahwasanya daging para ulama –semoga Allah merahmati mereka- adalah beracun, dan kebiasaan Allah untuk merobek tirai para pencela mereka telah diketahui, karena mencela para ulama dengan perkara-perkara yang mereka sendiri berlepas diri merupakan perkara yang besar, dan mencela kehormatan mereka dengan kebohongan dan penipuan adalah lahan yang buruk, serta berdusta atas para ulama yang telah dipilih oleh Allah untuk menegakkan ilmu merupakan akhlak yang tercela” (Tabyiin Kadzib Al-Muftari hal 29)

Categories: