#2 -- Benarkah Imunisasi Dan Vaksinasi Berarti Tidak Tawakkal Kepada Allah?
Benarkah
Imunisasi Dan Vaksinasi Berarti Tidak Tawakkal Kepada Allah?
Bertebaran beberapa tulisan di dunia maya bahwa
jika melakukan imunisasi dan vaksinasi itu berarti tidak tawakkal kepada Allah,
berarti tidak percaya terhadap respon imun alamiah tubuh yang telah Allah
anugrahkan kepada hamba. Akan tetapi hal ini tidaklah benar, berikut penjelasan
para ulama mengenai hal ini.
Dalam permakluman yang dikeluarkan oleh
Majma’ Fiqih Al-Islami[1] dengan judul (بيان للتشجيع على التطعيم ضد شلل الأطفال)
“penjelasan untuk memotivasi gerakan imunisasi memberantas penyakit polio”,
dijelaskan sebagai berikut,
إن دفع الأمراض
بالتطعيم لا ينافي التوكل؛ كما لا ينافيه دفع داء الجوع والعطش والحر والبرد
بأضدادها، بل لا تتم حقيقة التوكل إلا بمباشرة الأسباب الظاهرة التي نصبها الله
تعالى مقتضيات لمسبباتها قدرا وشرعا، وقد يكون ترك التطعيم إذا ترتب عليه ضرر
محرما.
“Mencegah penyakit dengan
imunisasi tidak menafikkan tawakkal, sebagaimana mencegah
lapar, haus, panas dan dingin. Bahkan tidak sempurna hakikat tawakkal kecuali
dengan melakukan sebab-sebab nyata yang telah Allah tetapkan sebagai
penyebabnya baik sebagai sebab qadariyah (sebab-akibat, pent) atau sebagai
sebab syar’i. Dan bisa jadi tidak melakukan imunisasi kemudian muncul bahaya
hukumnya adalah haram.”[2]
Kemudian penjelasan syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad[3] hafidzahullah ketika menjelaskan
hadits,
مَنْ تَصَبَّحَ
بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ
“Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwah pada pagi
hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir” [4]
Beliau berkata,
فإن في ذلك وقاية
بإذن الله من السم والسحر في ذلك اليوم. وهذا الحديث أصل في باب الطب الوقائي، وهو أنه تستعمل أدوية من أجل
الوقاية من شيء قد يحصل، وهذا مثل التطعيمات ضد الأمراض
“Hal tersebut merupakan bentuk
penjagaan dengan izin Allah dari racun dan sihir pada hari itu. Hadits ini
merupakan landasan mengenai “pencegahan penyakit dalam ilmu kedokteran”, yaitu
menggunakan obat-obat tertentu untuk mencegah penyakit yang mungkin terjadi. Ini [5]semisal vaksinasi dan imunisasi
mencegah penyakit
Demikian juga dalam buku panduan haji bagi wanita
muslimah dijelaskan oleh syaikh Mazin Abdul Karim Al-farih,
يجب على المسلمة أن
تتوكل على الله في جميع أمورها صغيرها وكبيرها والله خير حافظاً وهو أرحم الراحمين
، ومع هذا التوكل ينبغي أن تتخذي الأسباب التي جعلها الله سبباً في الوقاية من
الأمراض والأوبئة ومن ذلك التطعيم ضد الحمى الشوكية وغيرها من الأوبئة التي ينصح
الأطباء بأخذ التطعيمات ضدها .
“wajib bagi wanita muslimah bertawakal kepada Allah dalam segala urusannya baik kecil
maupun besar dan Allah sebaik-baik penjaga dan maha penyayang. Sudah selayaknya ia mengambil
sebab-sebab yang telah Allah tetapkan sebagai penyebab untuk mencegah penyakit
dan wabah, di antaranya adalah vaksinasi mencegah meningitis dan mencegah wabah
lainnya yang telah disarankan oleh para
dokter.”[6]
dr. Raehanul Bahraen, Mataram, 5 Syawwal 1433 H
Artikel www.muslimafiyah.com
[1] Majma’
Fiqih Al-Islami adalah Perkumpulan yang beranggotakan para ulama yang sering
membahas permalahan kontemporer dunia
[3] Beliau
adalah ulama Ahlus sunnah yang cukup senior dan mempunyai majelis tetap di
Masjid Nabawi
[4] HR
Al-Bukhari (no. 5769) dan Muslim (no. 2047) (155)