Vaksinasi = Trial
and Error dan Bisnis?
Kita buktikan
kesesatan kata2 Ummu Salamah di bukunya dengan mengambil contoh bagaimana para
peneliti mengembangkan vaksin untuk malaria.
Admin kutip jurnal
yg berjudul “Advances and Challenges in Malaria Vaccine Development” (Kemajuan
dan Tantangan dalam Pengembangan Vaksin Malaria).
Di situ dijelaskan
sejumlah kandidat vaksin malaria yang selama ini diteliti. Total (dari tabel 1,
2, dan 3) ADA 43 KANDIDAT VAKSIN YANG SUDAH DITELITI SELAMA BERTAHUN-TAHUN
(kurang lebih 20 tahun gan!)
***Maap gan,
tabelnya ga bisa di-skrinsyut utuh, ga muat.
Lalu, apakah sudah
ada vaksin malaria yg boleh digunakan utk manusia saat ini?
Jawabannya, BELUM
ADA! Padahal berapa duit utk membiayai semua penelitian itu?
Ada yg tidak lolos
ke fase selanjutnya karena tidak efektif (tanda garis merah) dan ada pula yg
karena terbukti tidak aman pd hewan percobaan, dll. Dari pengembangan vaksin
malaria ini, kita dapat mengambil bbrp pelajaran:
1. Pihak yg
berwenang akan sangat berhati2 ketika menyetujui vaksin, harus terbukti aman
dan efektif pd manusia, harus dibuktikan baik dalam fase pre-klinik atau fase
klinik. Ga peduli sudah penelitian >20 tahun pun, kalau ga terbukti aman dan
efektif, JANGAN MIMPI VAKSIN ANDA DISETUJUI.
2. Vaksin justru
BUKAN bisnis yg menguntungkan, karena utk mengembangkan vaksin, butuh uang
jutaan dolar, dan BELUM TENTU BERHASIL! Kalau sudah berhasil pun, HANYA dipakai
sekali atau dua kali per orang seumur hidup. Bandingkan dengan obat DIABETES
atau DARAH TINGGI yg bisa diminum 1-2 kali per hari dlm jangka yg luamaaaaa
banget.
Sekali lagi, ini
bukti bahwa yg nulis buku ini BUKAN AHLI VAKSIN tapi SOK TAHU TENTANG VAKSIN!